Rabu, 21 Mac 2012

Bicara tentang HaTi

Hakikat Hati Manusia

... Sesuatu yang paling mulia pada manusia adalah hati. Kerana sesungguhnya hatilah yang mengetahui hakikat Allah Subhanahu Wa ta’ala, yang beramal untuk-Nya, dan yang berusaha menuju kepada-Nya. Anggota badan hanya menjadi pengikut dan pembantu hati, layaknya seorang budak yang membantu raja.

Barangsiapa mengetahui hakikat hatinya, ia akan mengetahui hakikat Rabb-Nya. Namun kebanyakkan manusia tidak mengetahui hati dan jiwanya.



Hati Selalu Diserang

Ketahuilah, bahwa hati, pada tabiat fitrahnya, mau menerima petunjuk (kebenaran). Tapi tetap ada syahwat dan hawa nafsu yang melekat padanya di mana hati juga akan cenderung tergoda kepadanya. Di sana, akan saling mengusir antara malaikat dan syaitan, terus berlanjutan sampai hati itu membuka untuk salah satunya dan akhirnya menetap padanya. Sehingga pihak kedua tidak melewati hati itu kecuali sembunyi-sembunyi. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:

“Dari kejahatan bisikan-bisikan yang tersembunyi”.

Iaitu yang jika disebut Allah Subhanahu Wa ta’ala ia sembunyi, tapi kalau lalai ia merasa lega. Dan tidak ada yang mengusir syaitan dari hati kecuali dzikir kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Syaitan tidak akan tenteram bersama dzikir.

Hati Ibarat Benteng

Ketahuilah, permisalan hati seperti sebuah benteng, sedang syaitan adalah musuh yang hendak memasuki benteng itu lalu menguasainya. Tidak mungkin benteng itu terjaga kecuali dengan menjaga pintu-pintunya. Dan orang yang tidak mengetahuinya tidak mungkin mampu menjaganya, begitu pula tidak mungkin menghalangi syaitan kecuali dengan mengetahui jalan masuknya.

Jalan-jalan (pintu) masuk syaitan banyak jumlahnya, di antaranya hasad (dengki), cintakan duniawi, marah, syahwat, cinta berhias, kenyang, tamak, terburu-buru, cinta harta, fanatik madzhab, berfikir sesuatu yang tidak dicapai akal, buruk sangka dengan kaum muslimin, dan lain-lain.



Penjaga Pintu Hati

Seorang manusia menjaga dirinya dari sesuatu yang akan menjadikan orang berprasangka buruk kepadanya. Untuk mengobati kerusakan-kerusakan ini adalah dengan menutup pintu-pintu masuknya syaitan tersebut dengan membersihkan hati dan sifat-sifat jelek itu sehingga dengan bersihnya hati dari sifat-sifat itu berarti syaitan-syaitan hanya boleh lalu, tidak boleh menetap padanya. Untuk menghalangi lalunya cukup dengan berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala dan memenuhi hati dengan takwa.

Perumpamaan syaitan itu seperti anjing lapar yang mendekatimu. Kalau kamu tidak punya makanan dia akan pergi hanya diusir dengan kata-kata. Tapi kalau kamu punya makanan sedangkan dia lapar, dia tidak akan pergi hanya dengan ucapan. Begitu pula hati yang tidak memiliki makanan untuk syaitan, syaitan itu akan pergi hanya dengan dzikir.

Hati Yang Kalah

Sebaliknya hati yang dikalahkan oleh hawa nafsunya, dia menjadikan dzikir itu hanya sambilan sehingga tidak ada manfaatnya. Maka syaitanlah yang akhirnya menetap di tengahnya.

Jika kamu ingin tahu kebenarannya, perhatikan yang demikian ini pada shalatmu. Lihatlah bagaimana syaitan mengajak bincang-bincang dengan hatimu di saat seperti ini, dengan mengingatkan pasar, penghasilan/ gaji , urusan dunia, dan lain-lain.

Wallahu a’lam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan